Memalsukan keturunan seorang
anak (nasabnya) kepada yang
bukan ayahnya atau keingkaran
seseorang terhadap anaknya
menurut syariat islam haram
hukumnya.
Dengan kata lain: mengkaitkan
garis keturunan kepada yang
bukan bapaknya atau
mengkaitkan dirinya dengan
suatu suku (kaum) yang bukan
kaumnya dalam hukum Islam
dilarang.
Dalam kenyataan, kita temukan
seorang yang berani melakukan
hal demikian hanya karena
desakan KEPENTINGAN DUNIA, sehingga ia
menetapkan garis keturunan
palsu di dalam surat-surat
resminya.
Asal Usul Gelar Bangsawan Jawa
Raden Wijaya merupakan nama
yang lazim dipakai para
sejarawan untuk menyebut
pendiri Kerajaan Majapahit.Nama ini terdapat dalam
Pararaton yang ditulis sekitar
akhir abad ke-15.Kadang
Pararaton juga menulisnya
secara lengkap, yaitu Raden
Harsawijaya. Padahal menurut
bukti-bukti prasasti, pada masa
kehidupan Wijaya (abad ke-13
atau 14) pemakaian Gelar Raden Read the rest of this entry
Praktek Jual Beli Gelar Penghargaan/Jabatan/Anugrah Di Kasunanan Surakarta
Mendapat gelar kebangsawanan
layaknya gelar “Sir” dari kerajaan
Inggris pasti memiliki nilai dan
kebanggaan bagi penerimanya.
Sebab, penghargaan pastinya
tidak diberikan bagi sembarang
orang.Mereka diberi gelar lantaran
dinilai berjasa besar bagi
kebesaran nama kerajaan yang
memberinya gelar. Hanya saja,
saat jaman mulai berubah, gelar
ternyata dapat diperjualbelikan Read the rest of this entry
Gelar Keturunan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Dalam lingkup gelar
kebangsawanan Mataram Islam,
4 praja nagari (Kesultanan,
Kasunanan, Pakualaman,
Mangkunegaraan) juga
mengenal Gelar Istimewa. Gelar-
gelar ini dibedakan menjadi 2
macam, yakni dapat diteruskan
pada generasi berikutnya baik
putra maupun putri dan yang
tidak dapat diturunkan pada
generasi berikutnya dengan
alasan merupakan gelar Jabatan/Anugrah/Penghargaan.
Disini saya akan menjelaskan secara khusus penggunaan Gelar keturunan yang berlaku pada Karaton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan merujuk pada Layang Kekancingan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Serat Raja Putra Hamengku Buwono II
5 Waktu
Sholat/Shalat lima waktu adalah
ibadah wajib bagi setiap pemeluk
agama islam dewasa kecuali yang
dilarang untuk melakukannya
seperti yang sedang datang
bulan, sedang sakit parah, sedang
gila,dan lain-lain.
Meskipun hukuman bagi orang
yang meninggalkan solat/salat
sangat berat namun banyak sekali
orang islam yang tidak
menjalankannya dengan berbagai
alasan mulai dari sibuk Read the rest of this entry
Siapakah Satria Piningit
Dipaparkan ada tujuh satrio
piningit yang akan muncul
sebagai tokoh yang dikemudian
hari akan memerintah atau
memimpin wilayah seluas
wilayah
“bekas” kerajaan Majapahit ,
yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo
Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo
Kesandung Kesampar, Satrio
Jinumput Sumelo Atur, Satrio
Lelono Topo Ngrame, Satrio
Piningit Hamong Tuwuh, Satrio
Boyong Pambukaning Gapuro,
Satrio Pinandito Sinisihan Read the rest of this entry
Raja-Raja Majapahit
Kertajasa Jawardhana (1293 –
1309)
Merupakan pendiri kerajaan
Majapahit, pada masa
pemerintahannya, Raden Wijaya
dibantu oleh mereka yang turut
berjasa dalam merintis berdirinya
Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja
yang sangat besar jasanya diberi
kekuasaan atas sebelah Timur
meliputi daerah Lumajang,
Blambangan. Raden Wijaya
memerintah dengan sangat baik
dan bijaksana. Susunan
pemerintahannya tidak berbeda
dengan susunan pemerintahan Read the rest of this entry
Majapahit
Sejarah Terbentuknya Kerajaan
Majapahit
Pada saat terjadi serangan
Jayakatwang, Raden Wijaya
bertugas menghadang bagian
utara, ternyata serangan yang
lebih besar justru dilancarkan
dari selatan. Maka ketika Raden
Wijaya kembali ke Istana, ia
melihat Istana Kerajaan Singasari
hampir habis dilalap api dan
mendengar Kertanegara telah
terbunuh bersama pembesar-
pembesar lainnya. Akhirnya Read the rest of this entry
Tata Pemerintahan Majapahit
Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan asing, seperti Kerajaan Cina, Ayodya (Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu terbukti sekitar tahun 1370 – 1381, Majapahit telah beberapa kali mengirim utusan persahabatan ke Cina. Read the rest of this entry
Sastra Majapahit
Hasil sastra zaman
Majapahit dapat kita bedakan
menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
Kitab Negarakertagama,
karangan Mpu Prapanca
Kitab Sutasoma, karangan
Mpu Tantular
Kitab Arjunawiwaha, karangan
Mpu Tantular
Kitab Kunjarakarna
Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
Hasil sastra zaman Majapahit
akhir ditulis dalam bahasa
Jawa Tengah, diantaranya ada
yang ditulis dalam bentuk
tembang (kidung) dan yang
ditulis dalam bentuk gancaran
(prosa). Read the rest of this entry